Tema-tema pokok Pemikiran Nurcholis Madjid
Bidang Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata” budi” dan “daya”. Budi berarti potensi kemanusiaan, fitrah, dan hati nurani. Sedangkan daya berarti kekuatan dan perekayasaan. Kebudayaan adalah pendayagunaan segenap potensi kemanusiaan agar manusiawi. Budaya menurut Nurcholis Madjid adalah suatu hal yang mengunggulkan ikatan-ikatan keadaban (bond of civility) (Madjid, 1999:134) .
Menurut Nurcholis Madjid jika umat islam ingin maju maka harus mengambil peradaban Eropa dalam segala hal. Selain itu, Indonesia perlu belajar lebih jauh lagi tentang kebudayaan Jepang dan Turki. Jika umat islam di Indonesia ingin menyumbangkan nilai-nilai budayanya yang relevan dengan ke Indonesiaan modern, maka sangat penting untuk menyadari harus ada kesinambungan antara budaya keislaman dengan budaya masa lalunya.
Pluralitas kebudayaan juga sangat kompleks dan rumit, Indonesia terkenal dengan Negara yang paling kompleks dari segi budayanya.
Sembilan unsur subkultur di Indonesia menurut Nurcholis Madjid :
• Keislaman
• Kosmopolitisme
• Nativisme
• Kebaratan
• Kejawaan
• Keluarjawaan
• Keagamaaan.
• Ketidakagamaan
• Kekristenan
Umat islam sering kali mencela dan mendesak peradaban Barat, karena umat islam hanya memandang bangsa Barat dengan sebelah mata saja. Oleh karena itu disinilah gagasan dari Nurcholis Madjid di perlukan agar umat islam dapat memahami, dan memandang bangsa Barat dengan pandangan yang benar, serta evaluative terhadap bangsa barat.
Bidang Pendidikan
Peradaban Islam sejak awal telah menunjukkan prestasi dalam bidang pendidikan dan keilmuan. Namun, pendidikan di Indonesia masih ketinggalan jaman.
Faktor-faktor yang menyebabkan tertinggalnya pendidikan di Indonesia menurut Nurcholis Madjid:
1. Ketidakmampuan dalam menguasai bahasa inggris.
2. Pendidikan di Indonesia masih didekati secara navistik, yakni suatu orientasi yang hanya tertumpu pada bangsa sendiri.
3. Kurangnya kesadaran yang penuh dalam hal etos penelitian
4. Hal yang terkait dan sangat penting dibicarakan berkenaan dengan pendidikan adalah kebebasan.
5. Menonjolnya pendidikan verbalisme di Indonesia.
6. Pluralitas keagamaan harus diperkenalkan, bahwa bangsa Indonesia majemuk dari segi keyakinan dan ajaran agama.
7. Terkait dengan penghargaan terhadap peran dan posisi guru.
Kedudukan ilmu dalam pembangunan sebuah peradaban sangatlah penting. Oleh karena itu, umat islam harus menguasahakan alih ilmu pengetahuan walaupun yang menguasainya bukan orang muslim.
Bidang Politik
1. Pembaruan Negara dan Partai Islam
Pandangan politik Nurcholis Madjid tidak dapat dipisahkan dari konteks ssosial politik Orde Baru. Rekontruksi dasar dari modernisasi dan pembangunan ekonomi. Menurut Nurcholis Madjid sekularisasi dalam politik harus dilakukan mengingat situasi politik orde baru menuntut adanya perubahan dalam bidang tindakan dan perilaku emosi umat islam, selain itu umat islam juga belum bisa membedakan nilai-nilai islami yang bersifat transenden atau temporal.
2. Islam dan Negara dalam masyarakat Plural
Gerakan Nurcholis Madjid dimaksudkan untuk menerobos kebekuan berpikir umat islam dan menyegarkan paham keagamaan. Nurcholis Madjid menyatakan dirinya tidak anti islam sebagai agama, tapi anti politisasi Islam. Ia menolak tegas persamaan sekularisasi dengan sekularisme. Konsep sekularisasi dalam artian sosiologis, bukan filsafat. Sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme dan mengubah kaum muslimin menjadi sekularis. Tapi dimaksudkan untuk menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi dan melepaskan umat islam dari kecenderungan untuk mengukhrawikannya.
Bidang Agama
Teologi Nurcholis Madjid diawali dengan interpretasi Islam sebagai sikap pasrah terhadap Tuhan. Kepasrahan merupakan karakteristik pokok semua agama yang benar. Dalam hal ini Nurcholis Madjid memandang perlu adanya elaborasi pengertian islam, bertujuan untuk dapat membuka tabir Islam yang sebenarnya yang tidak hanya mengandung pengertian secara umum yang dipahami oleh masyarakat, melainkan bisa mengandung makna universal. Yang menjadi sumber pijakan bahwa islam mengandung makna universal adalah pengertian dalam makna geriknya.
Gagasan-gagasan Pembaruan Pemikiran Nurcholis Madjid dalam Bidang Keislaman
Gagasan-gagasan Kontroversial
1. Sekularisasi dalam Islam
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang batasan pemahaman sekularisasi :
• Ajaran dasar dan bukan dasar
Dalam islam tedapat dua kelompok ajaran :
ajaran dasar (qat’I al-dalalah ) yaitu AL-Quran dan Hadis
ajaran bukan dasar (zhanni al-dalalah) yaitu ajaran berasal dari ijtihad para ulama yang bersifat relative, nisbi, bisa berubah, dan tidak harus dipanndang suci, sacral, atau mengikat.
• Konsep sekularisasi
Pembaharuan Nurcholis Madjid bersifat sosiologis, bukan ideologi. Proses sekularisasi tidak seperti sekularisme yang didasarkan pada penolakan atas nilai-nilai agama dalam masyarakat, melainkan sekularisasi disini berkeinginan untuk membedakan antara institusi-institusi yang dibangun berdasarkan akal pikiran dan kepentingan pragmatis (ijtihad) dengan institusi yang dibangun berdasarkan agama.
2. Negara Islam dan partai Islam
Sekularisasi Nurcholis Madjid mengandung semangat demokratisasi, dan pada gagasan konteks itu pula membaa implikasi penolakan terhadap partai islam. Nurcholis Madjid mrngidealkan sebuah tatanan sosial yang demokratis dan religius. Negara sebagai sarana untuk mewujudkan nilai-nilai spiritual dan substantif islam yaitu cita-cita keadilan, persamaan dan kemanusiaan universal..
3. Islam agama universal
Islam itu sesungguhnya universal karena substansi islam sebagai sikap pasrah kepada Tuhan, Sang Maha Pencipta adalah pola seluruh wujud alam semesta.Pemahaman ini mengindikasikan bahwa islam yang demikian adalah agama semua Nabi, meskipun pada kenyataannya Nabi-nabi dahulu tidak memakai nama Islam, karena Islam dari bahasa arab. Pandangan Nurcholis Madjid apabila umat Islam mengklaim bahwa agamanya adalah satu-satunya agama yang mutlak benar, maka klaim tersebut tidaklah harus dimutlakan oleh agama lain. Masing-masing pihak dapat melaksanakan dapat melaksanakan apa yang diyakininya benar tanpa memutlakan keyakinan tersebut kepada pihak lain, sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan absolute tersebut.
4. Pluralisme agama sebagai telaah kebebasan beragama
Pluralisme tidak hanya dipahami dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama, yang justru menggambarkan kesan fragmentasi, bukan pluralisme. Nurcholis Madjid menegaskan adanya masalah besar dalam kehidupan beragama yang ditandai oleh kenyataan pluralisme dewasa ini. Nurcholis Madjid memahami pluralism tidak hanya terbatas pada interpretasi manusia tentang agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw tetapi juga bagaimana memahami islam itu sendiri. Pengakuan terhadap kebenaran agama lain bukan berarti menafikan terhadap agama sendiri. Pluralisme agama hanya ada kalau ada sikap-sikap keterbukaan, saling menghargai dan toleransi .
Konsep ahlul kitab
Salah satu tema terpenting dalam pesan pluralism agama ialah konsepsi tentang ahl al-kitab. Menurut Nurcholis Madjid ide ahlul Kitab ini menunjukkan dampak keagamaan yang luar biasa, sehingga Islam benar-benar merupakan ajaran yang pertama kali memperkenalkan pandangan tentang toleransi dan kebebasan beragama kepada umat manusia. Konsep ini memberi dampak terhadap berdirinya kebebasan dan toleransi, karena masing-masing agama diakui absah dan hak-haknya dijamin untuk mendukung peradaban bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa islam mengakui pluralisme yang sebagian kalangan islam sendiri ingin ditiadakan dan berpijak pada komunalisme.
Teori Inklusif mendekonstruksikan kemapanan iman
Teori ini berpijak pada prinsip humanitas dan universalitas Islam. Menurut Nurcholis Madjid manusia akan semakin intim dan mendalam mengenal satu sama lainnya, tetapi juga sekaligus mudah terbawa kepada konfrontasi secara langsung. Salah satu cirri mendasar teologi inklusif adalah memberikan formulasi bahwa islam itu merupakan agama terbuka (open religion). Dalam perpektif ini, umat islam harus menjadi kelompok terbuka dengan rasa percaya diri tinggi.
Teologi inklusif member tempat pada pluralisme dan kebhinekaan. Pluralitas atau kemajemukan adalah kehendak Tuhan yang tidak mungkin ditolak. Kemajemukan ini memberikan niai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan. Secara teologis, pluralism bisa dipahami sebagai sumber daya dalam rangka mewujudkan tujuan utama al-Quran yakni membangun masyarakat adil, terbuka, dan demokratis.
Gagasan Nurcholis Madjid tentang demokrasi, oposisi
Gagasan Nurcholis Madjid tentang demokrasi, oposisi dan masyarakat madani di Indonesia tentang persepsinya atas islam adalah sebagai sebuah teologi inklusif. Nurcholis Madjid menempatkan kesadaran tauhid, pengakuan akan keesaan Tuhan sebagai landasan mutlak.
Secara substantive Nurcholis Madjid memandang demokrasi sebagai pandangan hidup (way of life).
Landasan orientasi bagi upaya tegaknya demokrasi :
a. Prinsip kesadaran kemajemukan
b. Prinsip musyawarah menuju langkah rasional untuk membangun keadaban politik dan memecahkan perbedaan pendapat melalui kemungkinan kompromi.
c. Cara yang dilakukan haruslah sesuai dengan tujuan.
d. Pemufakatan yang adil adalah hasil akhir musyawarah yang jujur dan sehat.
e. Prinsip pemenuhan kehidupan ekonomi dan kebebasan nurani.
f. Perlunya pendidikan demokrasi.
Oposisi adalah setiap ucapan atau perbuatan yang meluruskan kekeliruan tetapi sambil menggaris bawahidan mendukung sesuatu yang sudah ada dijalan yang benar. Beroposisi dalam politik berarti melakukan pengawasan atas kekuasaan politik yang bisa keliru dan benar. Menurut Nurcholis Madjid oposisi dipahami dalam kerangka semangat loyal dan bertugas melakukan pengawasan dan perimbangan artinya berpijak pada inklisivistik Islam, manusia tidak mungkin selalu benar atau tak luput dari kesalahan.
Respons terhadap pandangan keislaman Nurcholis Madjid
Setiap gagasan yang baru lahir senantiasa mengundang respon bahkan polemic. Pembaruan Nurcholis Madjid menimbulkan sejumlah “optimisme” dan “kekhawatiran” berbagai pihak.
Bagi kelompok pertama Nurcholis Madjid dipandang sebagai sosok pembaru yang mampu mendongkrak kebekuan berpikir umat dengan menawarkan sejumlah konsep menyegarkan dan menjanjikan kedamaian dimasa depan. Sementara bagi kelompik kedua, Nurcholis Madjid dianggap sebagai pemicu yang membuat masalah dan mengacaukan strategi perjuangan umat islam yang telah menjadi konsesus diantara para aktivis gerakan islam atau partai islam. Nurcholis Madjid dicap sebagi tokoh yang radikal dan liberal. Al-Quran dan hadist dianggap tetap oleh Nurcholis Madjid, namun islam adalah penafsiran al-Quran dan Hadist yang berkembang sepanjang jaman.
Catatan kritis terhadap pemikiran Nurcholis Madjid :
1) Secara normative, baik al-Quran dan Hadist sebagaimana diakui Nurcholis Madjid tidak ditemukan perintah yang mutlak untuk mendirikan Negara islam.
2) Secara normative usaha untuk menjinakan islam politik, seperti yang dilakukan Nurcholis Madjid sebenarnya bukanlah keharusan mutlak, melainkan lebih merupakan hasil ijtihad dan berkat pembacaan yang cerdas dan jeli terhadap antropologi politik suatu masyarakat tertentu.
3) Setting sosio-kultural suatu masyarakat harus tetap dipertimbangkan, sebab dalam masyarakat yang tertindas, penuh gejolak politik dan pertarungan ideologis, paradigma politik menjadi pilihan sosial yang sadar dan rasional.
Latar belakang pemikiran nurcholis madjid
Teologi nurcholis madjid dengan interprstasi Al-islam sebagai sikap pasrah kehadirat tuhan. Kepasrahan merupakan karakteristik pokok smua agama yang benar. Nurcholis Madjid berharap dengan mengelaborasi pengertian islam, dapat di buka tabir islam yg sebenarnya yang tidak hanya mengandung pengertian sebagaimana secara umum dipahami oleh kebanyakan masyarakat,tapi sebenernya bisa mengandung makna universal. Yang menjadi sumber pijakan bahwa islam mengndung makna universal adalah pengertian dalam makna generiknya.
Nurcholis madjid kemudian memberikan makna interpretasi terhadap “inna diina ‘inda Allah al islam’’ dengan “sikap tunduk yang benar yang diakui oleh yang maha benar yaitu tuhan, ialah sikap pasrah kepada kebenaran itu’’. Misalnya pada hakikatnya adalah system symbol. Perbedaan memang ada pada agama-agama, karena disetiap agama mempunyai perbedaan simbol-simbol.
Islam universal, pertama-tama karena islam sebagai sikap pasrah dan tunduk patuh kepada Allah, adalah pola wujud ( mode of existence ) seluruh alam semesta. Menurut penafsiran Nurcholis madjid atas ayat-ayat Al- Qur’an atau sejumlah konsep dasar dalam islam, terutama konsep “islam”,jelas bahwa term islam tidak hanya dapat ditafsirkan atau diterjemahkan sebagai nama identitas.tapi lebih dari pada sekedar identitas diperlukan untuk komunikasi hidup secara social.
Artinya islam dengan “ I ” besar dengan merujuk pada makna generiknya sebagai sikap pasrah kepada tuhan adalah Islam yang dapat menjadi universalisme ajaran,sebab secara historis dan sosiologis senantiasa menjadi tuntunan naluri manusia disemua tempat dan di sepanjang zaman. Sedangkan islam dengan “ i ” kecilyang secara teologis menjadi agama yang dibawa nabi Muhammad termuat dalam Al-Qur’an tidaklah kemudian menjadi term “Islam” memiliki makna simplisit, terbatasi oleh ruang dan waktu. Sebab yang sesungguhnya islam yang menjadi name proper bagi agama yang dibawa Muhammad adalah diri yang jelas dapat menangkap dan mengajarkan inti makna semua agama.
Kamis, 05 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Poll
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
About Me
- sadamcenter
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
Pengikut
Mengenai Saya
- sadamcenter
- solo n jogja tok, jateng ae, Indonesia
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
About
Bookmarks
Archive
-
▼
2012
(16)
-
▼
Januari
(16)
- PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN
- EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN
- Epistemologi multikulturalisme
- PERKEMBANGAN RASA AGAMA PADA REMAJA
- TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG PENDIDIKAN KRITIS DI IN...
- PEMIKIRAN NUR KHOLIS MAJID
- PENDIDIKAN DAN AGAMA
- AKAL DAN WAHYU
- PENGERTIAN TAUHID
- TURKI USMANI
- KOMPONEN KURIKULUM
- Perbandingan antara Filsafat, Agama dan Ilmu Agama
- KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN ISLAM
- PENDIDIKAN PADA MASA TURKI USMANI
- PERKEMBANGAN TURKI USMANI
-
▼
Januari
(16)
Categories
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
bisa mesan buku Nurcholish Madjid mengenai konsep ahlul kitab...
BalasHapus