BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ciri masyarakat Indonesia di mana sebagian besar remaja kita bertempat tinggal adalah masyarakat transisi yang sedang beranjak dari keadaan yang tradisional menuju kepada kondisi yang lebih modern. Hanya sebagian kecil remaja, yaitu yang tinggal di masyarakat yang belum terjangkau prasarana komunikasi, yang masih hidup di alam yang benar-benar masih tradisional.
Banyak permasalahan yang muncul pada diri seorang remaja, baik yang muncul dari dalam diri pribadinya sendiri sampai ke dalam lingkup masyarakat luas. Permasalahan yang muncul semenjak masuk usia remaja hingga berakhirnya masa remaja yaitu antara usia 18 tahun sampai 24 tahun. Begitu banyaknya problem yang ada pada remaja sehingga membutuhkan pembahasan yang khusus, sehingga akan menemukan jawaban-jawaban terhadap problem yang ada pada remaja tersebut.
Untuk itu, tak luput jaga perlunya peran pendidikan dalam menyelesaikan persoalan yang ada pada remaja tersebut, dan yang lebih khusus lagi adalah perlunya peran serta pendidikan agama di dalamnya. Untuk pembahasan lebih lanjut akan kami bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan rasa agama pada usia remaja dan implikasinya terhadap PAI?
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasandan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.
Tujuan pendidikan agama Islam adalah mencapai pertumbuhan yang seimbang dalamkepribadian manusia secara total melalui palatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan panca indra. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya menjadi pelayanan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu, maupun secara kolektif dan memotifasi semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan.
Untuk menelaah tugas-tugas pendidikan Islam dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu: (1) pendidikan dipandang sebagai pengembangan potensi; (2) pendidikan dipandang sebagi pewarisan budaya; (3) pendidikan dipandang sebagai interaksi antara pengembangan potensi dan pewarisan budaya.
Tugas pendidikan Islam ini merupakan realisasi dari pengertian menumbuhkan dan mengembangkan potensi. Asumsi tugas iniadalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menampakkan atau mengaktualisasikan potensi-potensi laten yang ada pada diri peserta didik.
B. Masalah atau Problema Remaja
1. Pengertian Remaja
Sebenarnya sampai sekarang belum ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas umur remaja. Karena hal itu tergantung kepada keadaan yang berlaku di daerah dimana orang tersebut tinggal. Dari segi pandang masyarakat, jika suatu daerah itu sudah lebih berkembang maka masa remajanya juga panjang, begitu juga sebaliknya.
Jika kita berbicara masalah psikologi, maka batas usia remaja lebih banyak bergantung kepada keadaan dimana remaja itu tinggal. Yang dapat dtentukan adalah permulaannya yaitu sekitar akhir umur 12 tahun atau 13 tahun, dan masa remaja akhir yaitu antara umur 18 tahun sampai umur 21 tahun.
Remaja adalah suatu masa dari umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu: jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
2. Masalah Remaja
Yang dimaksud dengan problema remaja adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh para remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan. Masalah yang dihadapi para remaja sangatlah banyak. Problema tersebut ada yang mudah dan dapat dipecahkan sendiri, akan tetapi adakalanya masalah yang timbul sulit dipecahkannya, dalam hal ini agar tercapai kesejahteraan pribadi dan bermanfaat bagi masyarakat.
Diantara ahli jiwa ada yang berpendapat, bahwa remaja dan problemanya tak lain dari hasil akibat kemajuan zaman yang berarti bahwa kemajuan zaman yang kompeks itulah yang menyebabkan timbulnya fase remaja yang panjang itu, yang berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai umur 21 tahun.
Dalam masa yang panjang itu renaja mempersiapkan dirinya dengan bekal ilmu pengetahuan dan kecakapan, serta ketrampilan yang memungkinkan masuk kedalam masyarakat orang dewasadan sanggup berintegrasa dan serasi dengan mereka.
Untuk itu, secara garis besar ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para remaja adalah sebagai berikut: (1) masalah yang menyangkut jasmani, (2) masalah hubungan dengan orang tua, (3) masalah agama, (4) masalah hari depan, (5) masalah sosial, dan (6) masalah akhlak. Dari berbagai permasalahn yang telah disebutkan diatas, maka disini akan dibahas secara singkat dengan mengerucutkan permasalahan pada permasalahan remaja terhadap agama.
Perubahan cepat yang terjadi pada tubuh remaja itu disertai oleh dorongan-dorongan yang terkadang berlawanan dengan nilai-nilai yang pernah didapatinya, baik itu dari lingkungan keluarga atau yang lebih spesifiknya orang tua maupun dari lingkunagn luar, baik itu dari pendidikan maupun masyarakat sekitarnya. Misalnya, ia mulai merasakan getaran-getaran cinta pada lawan jenis, tidak puas dengan apa yang diperintahkan orang tua, guru, sehingga menyebabkan perasaan tidak tenang, gelisah, cemas, marah sedih dan sebagainya itu berkecamuk dalam dirinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut menambah suramnya keadaan, karena tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Di samping itu karena perubahan nilai dalam bidang ekonomi dan sosial telah menyebabkan orang-orang tua semakin lama hidup di luar rumah dan keluarganya.
Akibatnya perhatian dan pengarahan serta bimbingan terhadap perkembangan psikis-mental anak-anaknya menjadi terabaikan dan gersang. Mereka berkembang dalam kondisi kering dan pragmatis dan tidak jarang membuat kelompok-kelompok yang asosial dan cenderung hedonistis. Penghargaan terhadap nilai-nilai agama menjadi memudar dan berkurang, dan pada saatnya akan menghilang sama sekali.
Masa remaja adalah merupakan masa yang paling indah. Tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang beberapa permasalahan dalam kehidupan dapat mengurangi bahka merenggut taraf kebahagiaannya. Salah satu salah satu yang menyebabkan mereka bingung dan menderita serta tidak tahu secara pasti tentang apa yang seharusnya dilakukannya, ialah permasalahan seks yang sedang muncul dan melanda kehidupannya.
Masalah seks pada masa remaja sebenarnya tidaklah perlu dirisaukan dan digelisahkan apalagi menjadi diri kehilangan bentuk dan salah tingkah.sebab keadaan yang demikian dapat menjadi dasar ketidakberuntungan di masa-masa mendatang. Dengan memperhatikan nilai-nilai sosial yang berlaku dan mentaati tuntunan agama yang diyakininya akan mampu mengeliminasi permasalahn tersebut hingga memasuki usia dewasa.
3. Usaha untuk memahami remaja
Kaum remaja adalah mereka yang sedang berada dalam jenjang usia menuju kedewasaan yang penuh tnggung jawab. Masa transisi yang ditandai oleh berbagai macam gejolak yang menimbulkan ketidakseimbangan pikiran dan perasaan.
Pendekatan manapun yang dilakukan oleh para pendidik, sebelum maupun setelah bersamaan dengan usaha konkrit dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan pemahaman para pendidikterhadap perkembangan remaja. Tanpa pengertian dan pemahaman dimaksud membuka kemungkinan timbulnya ekses-ekses yang tidak diharapkan.
Salah satu usaha usaha yang dapat dilakukan untuk memahami dan mengerti remaja adalah dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, khususnya dalam mengantarkan remaja menuju kematangan psikis dan kematangan sosialnya.
C. Rasa Agama Pada Remaja dan implikasinya dalam PAI
Ada beberapa pengertian Psikologi agama yang dijelaskan oleh para psikolog agama. Salah satunya adalah seperti yang di jelaskan oleh Clark, Rasa agama adalah pengalaman batin seseorang ketika dia merasakan adanya Tuhan, khususnya bila efek dari pengalaman itu terbukti dalam bentuk perilaku, yaitu ketika dia secara aktif berusaha menyesuaikan hidupnya dengan Tuhan.
Selain pengartian di atas juga ada pengertian lain mengenai Rasa Agama adalah Kristal-kristal nilai agama yang berada pada diri manusia sebagai produk dari proses internalisasi nilai agama melalui pengalaman semenjak usia dini yang dilakukan secara kontinu, konsisten dan berkelanjutan.
Dimensi-dimensi rasa agama dapat diutarakan sebagai berikut; (1) Religious Belief untuk mengukur seberapa jauh seseorang mempercayai doktrin-doktrin agamanya; (2) Religious Practice untuk mengukur seberapa jauh seseorang melaksanakan kewajiban peribadatan agamanya; (3) Religious Feeling untuk mengukur seberapa dalam (intesif) rasa kebertuhanan seseorang; (4) Religious knowledge untuk mengukur intelektualitas keagamaan seseorang; (5) Religious effects untun mengukur tentang pengaruh ajaran agama terhadap perilaku sehari-hari yang tidak terkait dengan perilaku ritual; (6) Community mengukur seberapa jauh seseorang terlibat secara sosial pada komunitas agamanya.
Karakter rasa agama pada usia remaja adalah sebagai berikut religious awkening, individualistic, sintesis, konvensional, maknawi, reflektif, agama menjawab persoalan pribadi, agama dan kelompok sosial, religious doubt, dan conversi (religious secara cepat). Dari karakter tersebut masih bisa dispesifikan lagi kedalam hal-hal yang lebih rinci.
Kondisi kejiwaan pada usia remaja adalah penuh dengan keguncangan. Hal ini memerlukan agama dan membutuhkansuatu pegangan atau kekuatan dari luar yang mampu membantu mengatasi goncangan-goncangan tersebut yang sebelumnya belum pernah mereka alami.
Berbicara mengenai kegoncangan jiwa pada usia remaja, kita perlu meninjau akibatnya terhadap keyakinan agamanya. Karena perasaan memegang peranan penting dalam menentukan sikap dan tindak agama seseorang.
Studi Piaget dan Goldman menunjukan bahwa perkembangan kognitif selama remaja berubah dan membuat cara berfikir secara kualitatif berbeda dengan cara berfikir anak. Remaja memperkembangkan kemampuan untuk membangun teori dan menilai alasan–alasannya. Mereka dapat memperlakukan pemikiran dan perasaan sendiri sebagai objek yang ada di luar mereka dan berfikir tentangnnya.
Seseorang remaja yang sangat kecewa dalam hidupnya, dapat saja menentang Tuhan, hal itu terjadi karena dia merasa ditinggalkan oleh Tuhan dalam mengahadapi goncanagan-goncangan yang ia alami. Kekecewaan remaja tidak hanya bertumpu pada masalah pribadinya saja, bahkan ke hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitarnya yang merasa bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarkat.
Sebenarnya kondisi perasaan Remaja terhadap Tuhan tidaklah menentu, kadang sangat cinta, dan terkadang menjadi acuh tak acuh atau menentang ketika ia merasa kecewa, menyesal, putus asa dan merasa dirinya ditinggalkan oleh Tuhan.
Dalam pembinaan moral, terutama bagi remaja, pendidikan agama sangat penting, pendidikan itu terjadi melalui pembiasaan yang dilakukan semenjak usia dini dan dilakukan pengalaman hidup yang baik yang dilakukan oleh orang tua maupun lembaga pendidikan agama serta lingkunagn yang harus mendukung kesemuaannya itu.
Dalam pendidikan moral itu tidaklah dapat dilakukan hanya dengan pengertian saja atau secara teoritis belaka, akan tetapi haruslah dilakukan dengan langkah-langkah konkrit yang diberikan atau dibimbing oleh orang tua maupun lembaga pendidikan. Pendidikian memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan atau pembinaan moral untuk para remaja.
Memang benar, bahwa remaja akan berusaha keras untuk mempertahankan harga dirinya dihadapan masyarakat, akan tetapi terkadang apa yang mereka lakukan kalah dengan dorongan-dorongan dan bujukan luar.
Suatu usaha penyelamat bagi remaja adalah ketekunan menjalankan agama dan jauh sama sekali dari perbuatan yang tidak sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat terutama dalam pelanggaran kesusilaan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana lembaga pendidikan agama mampu menjembatani pembinaan terhadap remaja yang mampu menjadikan remaja yang berkualitas untuk masa datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasa agama usia remaja merupakan salah satu aspek kejiwaan yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk dipelajari. Banyak hal yang terkandung dalam pribadi remaja yang banyak orang bilang sangat kontroversial, karena begitu banyaknya problem yang dialami oleh para remaja, karena terjadi pada remaja adalah masa dimana terjadi perubahan-perubahan atau masa transisi.
Dalam masa transisi tersebut perkembangan rasa agama usia remaja mengalami suasana transisi yaitu situasi keagamaan yang berada dalam perjalanan menuju kedewasaan rasa keagamaan, yang mampu mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab serta menjadikan agama sebagai dasar filsafat hidup.
Dinamika perkembangan keagamaan usia remaja mengalami berbagai situasi yang dipengaruhi oleh dinamika internal remaja itu sendiri, serta kreatifitas eksternal sebagi factor luar yang kondusif terhadap perkembangan keagamaan. Pertemuan kedua factor itu akan membentuk interaksi positif yang mengarahkan perkembangan keagamaan remaja menuju kedewasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M, Amin, Dkk. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Klijaga
Basri, Hasan. Remaja Berkualitas Problematika remaja dan solusinya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996
Daradjat, Zakiah. Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang. 1976
_____________. Problema Remaja di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional. 1982
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2006
Panuju,Panut & Umami, Ida. Psikologi Remaja, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 2005
W. Crapps, Robert. Perkembangan Kepribadian Dan Keagamaan, Yogyakarta: Kanisius. 1994
Kamis, 05 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Poll
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
About Me
- sadamcenter
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
Pengikut
Mengenai Saya
- sadamcenter
- solo n jogja tok, jateng ae, Indonesia
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
About
Bookmarks
Archive
-
▼
2012
(16)
-
▼
Januari
(16)
- PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN
- EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN
- Epistemologi multikulturalisme
- PERKEMBANGAN RASA AGAMA PADA REMAJA
- TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG PENDIDIKAN KRITIS DI IN...
- PEMIKIRAN NUR KHOLIS MAJID
- PENDIDIKAN DAN AGAMA
- AKAL DAN WAHYU
- PENGERTIAN TAUHID
- TURKI USMANI
- KOMPONEN KURIKULUM
- Perbandingan antara Filsafat, Agama dan Ilmu Agama
- KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN ISLAM
- PENDIDIKAN PADA MASA TURKI USMANI
- PERKEMBANGAN TURKI USMANI
-
▼
Januari
(16)
Categories
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
0 komentar:
Posting Komentar