A. PENGERTIAN TAUHID
Tauhid secara estimologis berasal dari kata wahhada yuwahhidu tauhiidan yang berarti menjadikannya esa. Mentauhidkan Allah SWT berarti menjadikan, mengakui dan meyakini bahwa Allah SWT itu Esa. Sedangkan ilmu Tauhid berarti ilmu yang membahas mengenai bagaiman acara mengetahui, menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah SWT itu Esa.
Secara terminologis, banyak ulama yang telah membahas dan mmendefinisikan Ilmu Tauhid. Di antaranya adalah:
a. M. Yusuf musa mendefinisikan Ilmu tauhid sebagai ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat maupun perbuatan-Nya, Yang mengutus utusan-urusan untuk memberi petunjuk kepada alam dan manusia kepada jalan kebaikan, Yang meminta pertanggungjawaban seseorang di akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya.
b. Muhammad Abduh menyatakan bahwa Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh pada-Nya, sifat-sifat yang tidak boleh ada pada-Nya, membicarakan tentang Rasul-rasul Allah SWT untuk menetapkan keutusan mereka dan sifat-sifat yang bolehj dipertautkan kepada mereka dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka.
c. Muhammad bin Jasat al-Tharabulisy menyatakan bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang kepercayaan atau akidah agama islam dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
d. Ibrahim bin Sa’dullah dalm kitabnya Idlah al Dalil fi Qitha’i Chiojaji Ahli al-Ta’thil menjelaskan bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui apa yang wajib ada pada-Nya dan apa yang mustahil ada pada-Nya, dan segala sesuatu yang terkait dengan rukun iman yang enam.
Dari berbagai definisi diatas dapat diambil pengertian bahwa ilimu tauhid adalah ilmu yang membahas mengenai wujud Allah SWT dan segala yang bertalian dengan-Nya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar supaya dengan ilmu tersebut manusia dapat men-tauhid-kan Allah SWT.
Dalam istilah arab, ada beberapa padanan yang biasa digunakan untuk menyebut Ilmu Tauhid. Di antaranya adalah Ilmu Kalam, yakni ilmu yang membahas tentang dzat dan sifat Allah SWT serta segala hal yanbg mungkin berdasarkan ajaran islam (Al-Qur’an dan Hadits) dalam kerangka logika dan filsafat. Dinamakan demikian karena fokus penbicaraannya tentang firman Tuhan (kalam Allah), apakah hal itu azali atau non azali. Sedangkan Ibnu Khaldun menyatakan bahwa Ilmu Kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakandalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-keoercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunnah.
Ilmu tauhid juga disebut sebagai ilmual ‘Aqaid karena fokus pembicaraannya adalah tentang kepercayaan atau keimanan atau credos. Dan juga ilmu tauhid disebut ilmu ushuluddin karena membahas tentang dasar-dasar kepercayaan agama, dengan menggunakan dasar-dasar nalar yang bisa mengantarkan manusia untuk membangun aqidahnya didalam akal pikirannya.
Hal pertama dan yang paling dasar harus dipercayai dalam agama adalah Tuhan. Dalam istilah modern, ilmu yang membahas mengenai Tuhan disebut teologi, yang dalam islam disebut Teologi Islam. Theology berasal dari kata theos yang berarti Tuhan dan logos yang berarti ilmu. Jadi theology berarti ilmu tentang membahas Tuhan atau Ketuhanan. Teologi membahas tentang ajaran-ajaran dasar yang harus diyakini dan dipercayai dari suatu agama, yakni Tuhan. Sedangkan Teologi islam adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan(allah) sebagai hal yang paling dasar dan utama harus dipercayai. Oleh karenanya ilmu ini juga disebut ilmu ‘aqaid.
Jika kita memperhatikan istilah tauhid yang memiliki makna menjadikannya esa, dan jika hal ini dikaitkan dengan objeknya yaitu manusia yang diperintahkan oleh Allah agar mengEsakan-Nya, maka dalam perintah pemahaman bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk tidak meng-Esa-kan-Nya, sehingga perlu perintah untuk mentauhidkan Allah. Manusia dikatakan men-tauhid-kan allah apabila manusia bisa mengetahui dan menyatukan bahwa semua kekuatan yang ada di alam semesta ini bersumber dari Allah. Kekuatan segala sesuatu sangat terbatas, dan semua itu pun dari Allah, sedangkan kekuatan Allah adalah mutlak tak terbatas dan merupakan sumber dari segala kekuatan yang ada di alam semesta ini. Hal inilah yang ditunjukkan Al-Qur’an dan Hadits. Tanpa adanya petunjuk dan rambu-rambu berupa Al-Qur’an maupun al-Hadits, manusia cenderung lupa dan tidak men-yauhid-kan-Nya karena akal manusia terbatas dan jika tidak didukung oleh petunjuk dari Allah, manusia kesulitan untuk bisa men-tauhid-kan Allah.
Hasan Hanafi menyatakan bahwa tauhid bisa sebagai ilmu (pengetahuan, teori) dan juga amal (tindakan). Ilmu tauhid adalah dasar teoritis bagi adanya tindakan tauhid(‘amal al-tauhid), sedangkan tindakan tauhid (‘amal al-tauhid) adalah penyatuan perasaan (tauhid al-mujtama’), kemudian penyatuan alam semesta (tauhid al-‘alam) dalam satu sistem, yaitu sistem wahyu nizham al-wahyi). Ini berarti bahwa untuk bisa men-tauhid-kan Allah, manusia harus berusaha memahami dan mengetahui dengan kemampuan akal yang telah diberikan oleh Allah kepadanya tanda-tanda Allah, baik berupa ayat-ayat Qur’aniyyah maupun Kauniyyah.
Kamis, 05 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Poll
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
About Me
- sadamcenter
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
Pengikut
Mengenai Saya
- sadamcenter
- solo n jogja tok, jateng ae, Indonesia
- hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
About
Bookmarks
Archive
-
▼
2012
(16)
-
▼
Januari
(16)
- PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN
- EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN
- Epistemologi multikulturalisme
- PERKEMBANGAN RASA AGAMA PADA REMAJA
- TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG PENDIDIKAN KRITIS DI IN...
- PEMIKIRAN NUR KHOLIS MAJID
- PENDIDIKAN DAN AGAMA
- AKAL DAN WAHYU
- PENGERTIAN TAUHID
- TURKI USMANI
- KOMPONEN KURIKULUM
- Perbandingan antara Filsafat, Agama dan Ilmu Agama
- KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN ISLAM
- PENDIDIKAN PADA MASA TURKI USMANI
- PERKEMBANGAN TURKI USMANI
-
▼
Januari
(16)
Categories
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
Labels
- BAHASA (1)
- BAHTSUL MASA’IL (1)
- BELAJAR DAN MEMORI (1)
- BERPIKIR (1)
- DAN INTELIGENSI (1)
- DASAR BIOLOGIS PERILAKU (1)
- Dasar moral (1)
- EMOSI DAN MOTIVASI (1)
- ETIKA BERTAMU (1)
- ETIKA DALAM ISLAM (1)
- Etika Orang yang Bertamu (1)
- filsafat (2)
- Good Governance dan Kebohongan publik (1)
- Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru (1)
- Hukum Islam di Era Reformasi (1)
- Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945) (1)
- Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang (1)
- Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda (1)
- inovasi pendidikan (1)
- konseptualisasi pendidikan (1)
- KURIKULUM (1)
- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (1)
- masail fiqh (1)
- obyek etika (1)
- OPERASI KECANTIKAN DAN PEMASANGAN KAWAT GIGI (1)
- PENDIDIKAN (8)
- pendidikan islam (2)
- PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM (1)
- pendidikan multikultural (1)
- pengertian etika (1)
- PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI (1)
- SEJARAH ISLAM (3)
- SENSASI DAN PERSEPSI (1)
- SISTEM ENDOKRIN (1)
- TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN GOVERNANCE) (1)
- TAUHID (2)
- tujuan moral (1)
- unsur dasar pendidikan (1)
- اللغة العربية (1)
0 komentar:
Posting Komentar