Etika Orang yang Bertamu
1.Memenuhi Undangan Bila Diundang
Jika diundang, maka seorang muslim wajib memenuhi undangan dari saudaranya itu.Sebagaimana dikatakan oleh Rasulullahsaw, Hak seorang muslim atas saudaranya sesame muslim ada enam :...........apabila engkau diundang, maka penuhilah undangan itu........oleh karena itu, wajib memenuhi undangan tersebut, selam tidak mengandung unsure-unsur kemungkaran yang tidak mampu dia ubah,atau dia mengetahui bahwa harta si pengundang mengandung hal-hal yang haram.
2.Beretika dengan Etika Meminta Izin dan Berkunjung
Penjelasan tentang etika meminta izin dan berkunjung dijelaskan secara gamblang pada bab penjelasan pembahasan lain dalam buku ini. Seorang yang bertamu, harus memilih waktu yang tepat untuk bertamu, mengetuk pintu degan santun, dan tidak menghadap pintu secara langsung (tidak berdiri tepat di depan pintu atau berdiri agak menyamping). Kemudian mengucapkan salam dan bersikap yang wajar serta menahan pandangan dan tidak berteriak. Mengambil tempat duduk yang sesuai dengan arahan tuan rumah setalah dia dipersilahkan.
Seorang yang bertamu hendaknya tidak banyak melihat keadaan di sekitar dan tidak bersikap seperti memata-matai tuan rumahnya. Tidak memanjang-manjangkan waktu berkunjung diluar kepentingan. Apabila akan pulang, seorang tamu harus pamit terlebih dahulu kepad tuan rumahnya, dia tidak pergi kecuali setelah mendapatkan izin dari tuan rumah. Masih banyak etika bertamu, untuk lebih jelasnya, silahkan lihat bab meminta izin dan berkunjung.
3. Berterima Kasih Terhadap Tuan Rumah
Seorang tamu, wajib berterima kasih kepada tuan rumah atas penerimaan dan sambutan dari tuan rumah.Itulah yang diajarkan oleh islam melalui sabda Rasulullah saw,Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, tidak akan berterima kasih kepada Allah. Rasulullah saw juga pernah mendoakan orang yang menghormatinya, dia berkata kepada Sa’ad bin ‘Ubadah setelah dia menyediakan makanan untuk dia. Orang –orang yang berpuasa telah berbuka di tempatmu, orang –orang baik telah menikmati hidangan dan para malaikatbershalawat kepadamu. Rasulullah juga mendoakan Abdullah bin Basr setelah dia menghidangkan makanan untuk dia,” Ya Allah Brkahilah segala yang engkau karuniakan untuk mereka, ampunilah dan sayangilah mereka.”
4. Memperhatikan Etika Makan dan Minum
Hal itu dijelaskan pada bab lain dalam buku ini. Setiap orang harus memperhatikan etika-etika itu ketika mereka duduk untuk makan bersama tuan rumah. Hal itu bukan sekedar kewajiban, akan tetapi untuk kebaikan bagi diri mereka sendiri dan kebaikan bagi saudaranya, di samping untuk memperoleh keberkahan bagi kedua belah pihak. Di samping itu, untuk menghilangkan rasa tidak betah bagi tuan rumah terhadap tamunya.
5. Tidak Menjadi Beban bagi Tuan Rumah
Jika seorang tamu mendapati tuan rumah dalam keadaan berat atau sulit untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap tamu maka hendaknya dia tidak berlam-lama yang menjadikan tuan rumah merasa terbebani atau sempit. Seoarng tamu agar tidak memaksa bertamu, yang mungkin akan membuatnya membicarakan aib tamu itu karena sikap buruknya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,…….dan tidak halal baginya untuk menetap sehingga menjadi beban baginya (tuan rumah).
0 komentar:
Posting Komentar