Rabu, 06 Juli 2011

PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM

PENDIDIKAN MORAL DALAM ISLAM

Identitas seseorang berpengaruh besar dalam diri manusia. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak sadar akan dirinyasendiri (sebagian) yang justru orang lainlah yang mengetahui kepribadiannya. Mengekang nafsu dan menguasai diri dapat mencegah hal-hal ynag tidak di inginkan, misalnya ketidak senonohan (berbicara kotor). Orang yang tau akan penguasaan diri hidupnya tidak terombang-ambing oleh hawa nafsu. Dengan demikian penguasaan hawa nafsu merupakan enyempurnaan pribadi. Mujahadah merupakan konsekuesi taubat dari kealahan-kesalahan yang diperbuat (ketidaksenonohan). Dengan demikian dinyatakan bahwa mujahadah merupakan penguasaan diri.

Plato mengemukakan dua jalan untuk melaksanakan pendidikan pribadi yaitu ; pertama, melarikan diri pada pikiran dunia lahir dan hidup semata-mata di dunia idea, kedua, idea tersebut diusahakan berlaku didunia lahir ini. Moral bukan hanya sekedar diajarkan secara teoritis, bahkan lebih condong kearah kehidupan yang praktis.

Penggugahan dan pengembangan kesadaran dilakukan melalui pendidikan yang di dalamnya mengandung tiga unsur kepribadian, yakni; id-Ego-superego. Seseorang akan mengerti sesuatu dan kemudian menerimanya sebagai kebenaran adalah dari pengalaman yang diamati. Dengan bertumpu pada pengalaman seseorang dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukan.

Pendidikan menurut islam mempunyai tujuan kearah pembentukan pribadi yang sempurna yang mencakup aspek kehidupan dunia dan akhirat nanti.proses pembentukan kepribadian menurut Drs. Achmad Marimba terdiri dari tiga yaiyu:

1. Pembiasaan

Berfungsi dalam kecakapan dalm mengucap dan berbuat agar membentuk ketrampilan jasmaniah atau rohaniah.

2. Pembentukan pengertian, sikap dan minat

Pengertian disini yang ditanamkan adalah yang berhubungan dengan kepercayaan yaitu rukun-rukuniman. Apabila rukun-rukun iman sudah diresapi oleh seseorang maka akan terlihat perubahan sikap pada dirinya, jika sikap sudah menunjukan perubahan kearah lebih baik maka selanjutnya akan timbul minat untuk diperbuat. Bertambah dalam pengertian maka akan bertambah tegas dan sikap dan minatnya. Dengan demikian pembentukan pengertian harus didahulukan dari pada pembiasaan.

3. Pembentukan Kerohanian yang Luhur

Pendidikan pada taraf ini disebut adult education yaitu pendidikan diri sendiri. Pendidikan diri sendiri ini didasarkan pada norma agama yang dianutnya, sedangkan yang tidak beragama didasarkan pada tradisi yang berlaku di masyarakat.

Dalam mendidik diri sendiri untuk menuju kepembentukan budi luhur dapat dikelompokan menjadi dua macam cara :

1) Awami

Maksudnya adalah pengembangan pribadi yang umum dijalankan oleh kebanyakan orang yang dimana arah tujuan terakhirnya adalah menjadi orang yang sholeh yaitu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mengajak berbuat kebajikan, melarang berbuat kemungkaran dan bersegera mengejar kebaikan.

2) Khususi

Yang dimaksud disini adalah jalan ketasawafufan, yaitu suatu cara untuk mensucikan diri pribadi.

Taubat

Taubat adalah titik balik dari kesesatan menuju kebenaran. Bisa diartikan juga kembali ke jalan yang benar. Orang yang mempunyai dosa dan tidak lekas untuk bertaubat (dengan sengaja enggan bertaubat) atau dengan kata lain suka menumpuk-numpuk dosa sampai menggunung dan bertaubatnya ketika menjelang ajal kematiannya taubatnya itu tidak akan diterima.

Ikhlas

Ikhlas adalah pelepasan perbuatan dengan mengarah pada pendekatan diri kepada Allah. Ikhlas juga bisa berarti tulus atau suatu perbuatan yang dilakukan seseorangyang semata-mata hanya mencari ridho dari Allah dan tidak mengharapkan pujian atau celaan.

Sidq

Sidq secara bahasa artinya benar-benar atau sungguh-sungguh. Maksud dari sunguh-sungguh tersebut seperti yang telah diterangkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya yaitu sungguh-sungguh dalam berniat, berminat, menepati,berbuat dan menempati maqom (kedudukan seseorang dalam beragama).

Tuma’ninah

Tuma’ninah menurut bahasa berarti tenang, berhubungan dengan keadaan jiwa seerang , seperti yang ada pada kitab Ihya’ Ulumuddin III bahwa jiwa manusia ada 2 yaitu :

1. Nafsu Madzmumah yaitu jiwa tercela contoh nafsu amarah

2. Nafsu Mahmudah yaitu jiwa terpuji. Nafsu mahmudah ini terbagi menjadi dua yaiti:

a. Nafsu Lawwamah adalah kebalikan dari nafsu amarah

b. Nafsu Muthmainnah adalah superego (qolbu) betul-betul tunduk pada ruh, cenderung banyak perbuatn soleh yang dilkukan. Surgalah yang menjdi tempatnya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Q.s Al-Fajr:27-30.

Muraqabah

Muraqabah ialah perhatian pada suatu hal atau kecenderungan hati kepada sesuatu. Sadar bahwa apa yang ada dalam hatinya dan apa yang dikerjakan itu dilihat oleh Allah SWT. Muraqabah dilakukan sebelum berbuat dan saat berbuat sesuatu.

Muhasabah

Muhasabah adalah memperhitungkan laba atau rugi daripada capital. Agar menjadi jelas antara kelebihaan dan kekurangannya maksud dari capital adalah segala hal yang wajib, sedangkan yang dimaksud kerugiannya adalah kemaksiattan. Jadi segala sesuatu itu perlu adanya pertimbangan dan pemikiran agar sesuatu itu berjalan sesua dengan apa yang diharapkan.

Mu’aqabah

Mu’aqabah adalah suatu tindakan menyiksa diri sendiri bisa dilakukan denan baik melayani kehendak, misalnya saja membirkan perut merasa lapar .

Mujahadah

Mujahadah adalah penambal apa yang telah tertinggal. Biasanya dilakukan sebagai perbaikan terhadap hal-hal yang telah terabaikan.

Nafsu Mazmumah adalah musuh utama manusia sehingga manusia diperintahkan untuk menahan, mensucikan dan meluruskannya, bisa dilakukan dengan cara berpuasa, menghindari kesenangannya dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Berdzikir dan Berfikir

Berdzikir adalah suatu proses pengulangan kembali apa yang telah diterima sebagai suatu kebenaran bertujuan agar lebih merasap. Dengan berdzikir akan merasa dekat dengan Allah sebab berdikir adalah ajang mendekatkan diri pada Allah. Sedagkan berfikir ialah proses meneruskan kerja berdzikir dengan tujuan memperbanyak pengetian dengan jalan menyimpulkan dan penertian yang telah ada. Bisa disimpulkan, seseorang yang bertafakur pasti berdzikir tetapi tidak semua orang yan berdzikir pasti bertafakur.

Tawakal

Tawakal bisa diartikan berserah diri kepada Allah SWT bisa diartikan benar-benar mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah. Tawakal biasanya didahului dengan ikhtiar, sedangkan ikhtiar sendiri bermakna berusaha dengan sungguh-sungguh.

Orang yang sudah bertawakal akan menerima apa yang telah ditentukan Allah SWT karena dia sadar adanya takdir yang dapat dirubah dan tidak dapat dirubah. Sebagai hamba Allah kita diwajibkan untuk berikhtiar dan juga bertawakal seperti halnya seseorang yan akan menempuh ujian, jika hanya berdo’a saja mustahil akan lulus, dan jika hanya belajr tanpa disertai do’a hasilnya tidak akan sempurna. Untuk itu, ikhtiar dan tawakal erat hubungannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Poll

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Foto Saya
sadamcenter
hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Mengenai Saya

Foto Saya
solo n jogja tok, jateng ae, Indonesia
hidup adalah perjuangan, tiada hari tanpa belajar dan bekarja keras

About

Powered By Blogger